Thursday, December 28, 2017

Behind The Stages: Pertemuan dengan Temanku



Pertemuan dengan Temanku adalah judul yang tepat untuk memulai tulisan ini. Setelah sekian lama tidak menulis dalam bahasa Indonesia di blog ini, akhirnya tulisan curhat kecil tentang pengalaman menerjemahkan teks teater berhasil mendobrak kebiasaan saya. Sebenarnya menulis dengan bahasa Inggris menjadi salah satu metode saya untuk belajar bahasa Inggris, yah, walaupun mungkin masih ada saja grammar yang tidak tepat, tapi usaha kecil juga pasti berdampak pada diri, bukan.

Bukan suatu hal yang asing ketika akhirnya Rangga berada pada titik ia harus menyelesaikan studinya, dan saya dengan senang hati membantu. Bantuan pertama yang bisa saya berikan adalah menerjemahkan teks yang akan dia gunakan dalam pertunjukan tugas akhirnya. Judul naskah asli yang akan digunakan untuk pertunjukan tugas akhirnya adalah Tomodachi ga kita, sebuah naskah Jepang, tapi saya tidak begitu mahir dalam bahasa Jepang, jadi kami memilih menerjemahkan teks bahasa Inggrisnya dengan judul My Friend Has Come terjemahan James Yaegashi, seorang aktor Amerika keturunan Jepang. Penulis naskah ini adalah Toshiro Suzue-san yang dengan sangat ramah menyambut permintaan saya untuk menerjemahkan naskah beliau. 


Awalnya sangat susah mencari sumber informasi mengenai beliau dan naskahnya dalam bahasa Indonesia, bahkan dalam bahasa Inggris. Karena sampai saat ini, baru naskah Kunang - Kunang yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Dengan bantuan teman saya bernama Yoko, saya berhasil menemukan website resmi Toshiro Suzue-san. Tanpa ragu dan bahasa Jepang seadanya, saya menghubungi beliau melalui email. Mungkin ini adalah jalan semesta, niat baik saya untuk menghubungi beliau disambut hangat, bahkan beliau bersedia menjawab pertanyaan saya seputar naskah tersebut.

Saya sebelumnya pernah menerjemahkan naskah Monolog untuk Rangga yang kita ambil dari film Bronson, dengan mengutip bagian - bagian dialog dari film, kami menyusun naskah monolog tersebut. Selain itu, disaat yang bersamaan juga saya menerjemahkan naskah Hellen Keller untuk tugas akhir Lala. Namun, menjadi tantangan tersendiri bagi saya menerjemahkan naskah ini. Naskah ini terdiri dari sembilan adegan, atau sekitar 30-an halaman. Bercerita tentang tokoh Aku, di suatu siang saat Musim Panas. Latar tempat adalah ruang tengah tokoh Aku yang menghadap ke halaman belakang. Saya harus membaca teks dalam bahasa Inggrisnya berulang - ulang, meski kata - kata yang digunakan cukup sederhana, namun Toshiro Suzue-san sangat detail menuliskan setiap laku yang dimainkan oleh tokoh. Bahkan ketika pertama kali menyelesaikan membaca naskah ini, saya merasa terpukul dan seperti ada beban yang menghantam dada saya. Benar, bahkan untuk memberikan pertolongan pun sudah tidak sempat. Ini pengalaman pertama saya membaca naskah teater dan dibuat menangis.


Naskah selesai dalam waktu kurang lebih 2 bulan. Setelah selesai, saya memberikan keleluasaan bagi Rangga untuk menyesuaikan kata dan kalimat yang ada di dalamnya. Karena tidak mudah memilih kata yang tepat untuk mewakili sebuah ide dari bahasa yang bukan bahasa Ibu kita. I feel so honored bisa menyelesaikan naskah ini dan memberikannya kepada Suzue-san. Saya merasa banyak sekali keajaiban di tahun 2017 ini. Akan ada cerita lanjutan tentang pengalaman ini di blog, I will not tell the story here, it will be a surprise. If you wonder how it turns out on stage, please do come and feel the moment.

Silahkan datang menemani kami membicarakan hidup sebuah pohon kesemek di halaman belakang sambil menikmati segelas teh barley dingin.
Info tentang pertunjukan silahkan klik di sini: bit.ly/2AYfUmC

Popular Posts

Featured Post

Hutan Indonesia, Mengambil bagian untuk Melestarikan

Bulan Agustus tidak hanya bulan bersejarah bagi kemerdekaan Indonesia tapi ada hari penting yang patut diingat, digaungkan, dan juga diberit...