Friday, May 22, 2020

Pongo Abelii: George Town Festival 2019

Last day performance at George Town Festival

Hola!

My English is super rusty nowadays. I need to practice it over, that's why I wrote today's entry in English. 

I would love to share more about Flying Balloons Puppet experience in this blog. In fact, this post already on my draft lists since 2019! Anyway, last year, we got selected as one of performers at George Town Festival in Penang Malaysia. It is a new experience for me to bring 8 people including me traveling quite far from before. 

We have been performing and working in several cities in Indonesia from Jogja, Jakarta, Makassar, and Lombok. But, it is our first time doing it outside Indonesia. We brought Pongo Abelii, an experimental puppet performance that we started in the beginning of 2019. Pongo Abelii is a performance where we are looking for the artistic choice and trying other form of puppetry that will resemble our group better.

Being another new contemporary puppet theater group, despite the fact that we have been around for 5 years, is quite challenging. In Indonesia, Papermoon Puppet Theatre is the role model for modern puppetry. And yes! They are our role model/mentor/friends. Before Rangga created Flying Balloons Puppet during his study in ISI Yogyakarta, we have attended Pesta Boneka - a puppet biennale festival - held by Papermoon to search for references on puppet theatre. Rangga started to search about puppetry through Youtube and his first encounter is a German puppet artist Ilka Schonbein. He then looked for Indonesia group and we found Papermoon.

Long story short, since 2015, we have been performing and creating puppet theater. As a puppet theater group we are in searching for our identity. By learning with Papermoon we acknowledged that we adapted their artistic choices. It is inevitable for everyone who are learning from others. We experimented with materials and story as well. For me personally, Act Without Words and Pongo Abelii could become the door to find our style as a group.

Last day of festival with all GTF team and performers

In this festival, we performed in a Heritage building called Whiteaways Arcade. The stage is on the second floor. I get a little bit nervous since it use wood flooring and part of the shows the actor will stomp the floor. But, after general rehearsal, we could get the sense on how actor  will use their power for that scene. We had 2 performances during the festival. I am the one who managed the team and the performance, back and forth coordinating with the technical team, until explaining and closing the show. It was such a journey. 

I knew that Pongo Abelii is a working progress. There is a lot of things that we need to find and explore with the piece. I almost cried when I saw how people react and even cry after watching this performance. It is our first time performing in Penang, Malaysia. I hope that it gives a lot of perspective and experience to the team. Even though it is not our first international festival, but it definitely creates new way for us to deliver the story through Pongo Abelii. 


Our Puppeteer: from left to right Jefri, Maisyarah, Yunita, and Anwar

I am definitely wants to write more about Pongo Abelii's journey, from how this story began, how we created its premiere, how we developed this and all the good & bad things we have been through. I hope I could manage to share the progress through out this year. Actually,  we plan to cook and develop this performance even more. There are several cities on our list to performs Pongo Abelii this year. But, the condition's now is not ideal for us to do it. 

So, here I am trying to share its story one by one. It becomes a way for me to evaluate and even to find opportunity for this performance. 

'till next time!


Tuesday, May 19, 2020

Sumūjī: Smoothies & Others

Logo Sumuji buatan sendiri

Halooo~

Menghitung hari menuju lebaran ya, Ramadan sudah mau berakhir aja nih. Blog challenge juga bakal selesai. Semoga seterusnya bisa konsisten buat nulis berbagai hal yang saya suka di blog ini. 

Ramadan 2020 memang ajaib, terlebih lagi dengan adanya COVID-19. Tantangan makin besar, terutama untuk banyak pekerja yang kerjanya project based, bahkan pekerja di perusahaan mapan pun banyak yang dirumahkan. Momen seperti ini memang gak cuma berat untuk satu dua orang, tapi buat semua lapisan. 

Photo by Ayasy. Smoothies Kurma 1 liter

Tahun ini saya dan Rangga memberanikan diri untuk mulai usaha kecil - kecilan kami, Sumūjī Smoothies & Others. Dengan tuntutan dan lainnya, kami mencari alternatif kegiatan berdua yang syukurnya bisa menghasilkan secukupnya buat kami. Hihihi. Selain merencanakan hal - hal bersama Flying Balloons Puppet, yang anggota terpencar dan lagi stay di rumah aja, saya dan Rangga mulai membuat Sumuji di bulan Maret lalu.

Awalnya saya memang suka banget dengan produk olahan susu dan juga jus buah, lalu saya dapat kiriman kurma dari kakak saya. Iseng deh bikin, wow, ternyata enak! Terus bilang sama Rangga, jualan ini yuk, nganternya sambil kamu jadwal beli pakan. Iya, jadi Sumūjī ini proyek bonding saya dan Rangga di satu sisi, di sisi lainnya jadi channel salurin sukanya kita eksperimen di dapur.

Choco Banana Smoothies

Kenapa namanya smoothies & others, karena saya dan Rangga ingin punya produk lain selain jagoan kami Smoothies Kurma. Cuma belum kesampaian saja. Ditunggu ya eksperimen lainnya. Sejauh ini kami punya dua varian smoothies, Kurma dan Pisang Coklat a.k.a Choco Banana. So far favorit orang - orang tetep Kurma, karen ada rasa gurih, rempah dan juga mania jadi satu. 

Smoothies buatan kami nggak pakai gula lagi, pemanisnya pakai kurma saja. Selain itu dibuat fresh sesuai orderan dan tentunya tanpa pengawet. Smoothies tahan maksimal 3 hari di kulkas (bukan di pintu ya) dan seminggu di freezer. Tapi better minum setelah diantarkan yaaa. 

Sebenarnya ada beberapa hal yang bikin saya ragu mulai usaha beverages gini, sampahnya. 😔 Tapi kalau gak mulai kapan belajarnya. Jadi akalinnya adalah, semua bahan yang membawa packaging saya bersihkan dan kumpulkan. Nantinya akan dikasih ke bank sampah. Lalu kami mengencourage orang untuk beli botol kaca, jadi bisa tukar botol dan dapat diskon. Kalaupun memilih botol plastik, kami harap pelanggan bisa bertanggung jawab terhadap sampahnya. Meskipun masih berprogress semoga semakin baik lagi.

Oh iya, buat yang di Jogja dan ingin nyobain Smoothies buatan kami. Langsung cek instagram @sumuji__ ya.

Semoga puasa hari ini lancar. 

Monday, May 18, 2020

Refleksi Temu Produser Seni Pertunjukan

Suasana seperti saat ini memang memunculkan momen - momen baru yang entah akan menjadi apa selanjutnya. Seperti blog challenge yang saya ikuti, begitu juga suasana Ramadan di kala Covid-19.

Berjalan perlahan dan kembali itu penting untuk melihat sudah berapa jarak yang ditempuh dan apa saja yang ditemui.

3 Minggu belakangan, saya diundang dengan rekomendasi mba Ria untuk ikut diskusi Temu Produser Seni Petunjukan. Awalnya mba Ria cuma minta email saya. Lalu ternyata saya diundang untuk ikut hadir dalam diskusi tersebut. Wah! I never imagined myself being in that forum, terlebih lagi when it comes to producer. 

General Rehearsal Pongo Abelii Juli 2019

Saya sebenarnya tidak pernah mendapuk diri sebagai seniman atau bahkan produser. Mungkin ada keminderan untuk menyandang sebutan itu, entah karena saya rasa pengalaman yang belum cukup atau karena saya merasa tidak memiliki pengetahuan mengenai hal tersebut. Sejak 2015 hingga detik ini, saya dan Rangga membangun grup kecil kami bernama Flying Balloons Puppet, sebuah grup teater boneka. Selama perjalanan beberapa tahun ini, sungguh banyak sekali jalan terbuka buat saya pribadi. Belajar hal baru yang mungkin dulunya adalah hal yang saya cintai. Latar belakang saya di hubungan internasional cukup jauh mungkin dengan apa yang saya kerjakan di Flying Balloons Puppet. Saya sebagai manajer, pimpinan produksi, pemain boneka, pembuat boneka kostum hingga setting, dan bahkan menjadi jubir hingga bernegoisasi dengan beberapa stakeholder.

General Rehearsal Sori in the Land of Lembuna Oktober 2018

Hal - hal tadi tidak pernah hadir dalam gambaran saya saat menempuh pendidikan, terlebih lagi pendidikan politik. Tapi mungkin ada jalan - jalan yang dulu pernah saya inginkan, kembali lagi ke hadapan saya dalam bentuk yang berbeda. Bekerja di Flying Balloons Puppet, lebih kepada kerja kolektif dan militan. Berangkat dari diri kami sendiri. Mulai dari apa yang ada. Bergerak disekitar orang - orang yang lebih dulu terjun dan menekuni dunia teater boneka. 

Kembali lagi ke temu produser tersebut, jujur, saya hanya mengenal atau mengetahui setengah saja dari orang - orang yang ikut berdiskusi. Merasa cukup asing. Tapi, saya merasa ketika mendengarkan pantikan dari teman - teman dan bagaimana diskusi bergulir mengenai keproduseran di Indonesia, terutama produser seni. Saya jadi tahu, ternyata apa yang saya lakukan di Flying Balloons Puppet juga bisa disebut kerja keproduseran. Bahwa praktik ini berjalan begitu luasnya dan beraneka ragam. 

Pengetahuan tentang keproduseran menjadi tajuk baru dalam seni pertunjukan menurut saya. Karena umumnya ketika orang mendengar produser, pasti analoginya merambat pada produser film, sinetron, dan tokoh lainnya dengan modal kapital yang besar. Seperti yang dibahas pada diskusi 3 minggu ini, bagaimana peran produser pada seni itu sendiri baik secara internal maupun eksternal. 

Setelah diskusi selesai saya berpikir, apakah ada forum lanjutan? Bagaimana keproduseran di Indonesia bisa menjadi suatu hal yang umum atau mungkin bahkan nantinya menjadi pekerjaan atau karir yang dipilih. Saya berpikir banyak, terutama tentang seni pertunjukan, teater boneka, jalan yang akan Flying Balloons Puppet tempuh, tujuan - tujuan kedepannya, bahkan sampai pada keinginan saya untuk menempuh pendidikan lagi khusus yang berhubungan dengan seni dan diplomasi. 

Sungguh masa - masa di rumah memang membuat kita lebih banyak berefleksi dan berpikir.

Saya pengen bahas lebih lanjut mengenai topik ini dan tentunya Flying Balloons Puppet. Semoga waktu dan tenaga masih tersisa. 

Selamat memulai minggu teman - teman

Sunday, May 17, 2020

Semoga dan semoga

It's been such a journey!
Ikutan blog challenge dari Blogger Perempuan Network di bulan Ramadan 2020 ini.

Tbh, setelah baca entries yang saya tulis selama blog challenge ini ada beberapa hal yang berulang, variasinya gak banyak. Sadar, bahwa menulis itu butuh banyak - banyak latihan. Meski ini salah satu strategi untuk tetap menulis, dari challenge ini saya juga tahu kelemahan saya dalam menulis itu apa. Harus belajar dan berlatih lagi. Jadi, saya memutuskan untuk tetap mengisi blog saya dengan konten yang saya suka tapi gak bakal tiap hari juga. Hihi. I know my limits.

Ah! Senangnya bisa sampai di bagian - bagian akhir challenge ini. Walau gak selalu mulus, tapi strong juga saya ngikutinnya. Salah satu hal yang ajaib di tahun 2020 ini.

Ramadan akan segera berakhir ya. Nggak terasa kita tuh udah berada di minggu terakhir bulan Ramadan. Banyak hal yang saya lalui dan kerjakan selama Ramadan 2020 ini, terlebih lagi dengan adanya covid-19 menambah bumbu - bumbu kehidupan kita semua ya.

Hari ini tepat sekali sama hari lahir saya, jadi pas sekali jadi entri penuh doa dan syukur sebelum Ramadan berakhir. Banyak sekali orang dan tempat yang membentuk saya selama bertahun - tahun ini. Orang tua, kakek nenek, saudara - saudara saya, pasangan saya, anak saya, teman dari kecil, sahabat, hingga orang yang bersinggungan dengan saya selama ini dalam berbagai kesempatan. Tuhan memang maha ajaib, orang - orang ini membawa banyak hal ke hidup saya. 

Semoga mereka selalu berada dalam keadaan sehat, bahagia, dan terlindungi. 
Semoga mereka selalu diberi kesabaran dan kekuatan menghadapi hari - hari mereka, baik senang maupun sedih.
Semoga mereka selalu bersyukur karena mereka, baik itu besar maupun kecil membawa dampak bagi hidup seseorang.
Semoga mereka tahu bahwa mereka berarti.
Semoga dan semoga lainnya yang terbaik bagi kehidupan mereka.

Terima kasih sudah menjadi bagian dalam hidup saya secara langsung maupun tidak. Terima kasih sudah berbagi senang sedih dan hal lainnya.

Terima kasih, 

Meyda

Saturday, May 16, 2020

Lebaran bisa tetap hemat saat Pandemi berakhir

Photo from Pexels

Halo halo

Masih dalam rangkaian challenge yang diadain Blogger Perempuan di Ramadan tahun ini, tetap stay strong sampai challenge berakhir. Pengennya tuh tulisan dari blog challenge ini jadi motivasi saya buat menghidupkan blog ini.  Latihan menulis kembali itu sungguh penting agar kita tetap waras menghadapi dunia yang semakin tidak menentu. Ihiy.

Lebaran sebentar lagi nih. Momen lebaran itu selalu jadi momen spesial ya, nggak jarang kita menghabiskan banyak pos pengeluaran di saat tersebut. Padahal, saat ini kita harus berusaha survive lho, jujur deh pandemi ini bikin saya cukup insecure. Terlebih lagi biasanya pengeluaran di Ramadan dan Lebaran itu cukup besar. Tapi entah kenapa nih, Ramadan tahun ini gak seperti tahun - tahun sebelumnya. Mungkin ini hikmah pandemi yang tanpa sadar merubah cara saya mengatur keuangan dan kebiasaan makan di luar rumah.

Sebenarnya ada beberapa hal sih yang bisa jadi poin tempat kita berhemat saat lebaran, gak cuma ketika pandemi ya, tapi setelah pandemi nanti. Saya tuh masih jauh banget dalam hal "pinter sama urusan finansial", tapi makin ke sini makin belajar pentingnya mengatur dengan baik. Nggak cuma buat diri sendiri sih, tapi juga buat keluarga. Menurut saya hal di bawah ini jadi pos - pos pengeluaran kita selama Ramadan dan juga lebaran, serta pos mana yang bisa kita hemat.

Masak secukupnya, baik buat buka, sahur, ataupun lebaran
Sejak  #dirumahaja dan ada ibu yang ikut ke Jogja, saya setiap harinya jadi masak atau Ibu yang masak. Kata Ibu, lebih hemat masak dibanding makan di luar, sesekali boleh, tapi mending makan di rumah. Wow! Sungguh ternyata membantu sekali, selain skill memasak meningkat, bisa hemat juga. Apalagi nih, lebaran tahun ini gak kumpul sama keluarga besar, daripada terbuang sia sia mending masak secukupnya. Atau~ kalau masak banyak bisa bagiin ke tetangga, orang yang nggak bisa libur di hari raya, dan juga orang yang gak bisa merayakan seperti kita.
 
Photo by Dapur Melodi from Pexels


Pakai baju yang ada,
Kalau ini prinsip saya sekarang sih. Nggak perlu baju baru disetiap lebaran. Kayaknya dari kuliah saya punya atau beli baju lebaran itu cuma 2 kali, yang satupun dibeliin buat kembaran sama mbak - mbak saya. Lebaran lainnya? Pakai baju yang dipakai sehari - hari deh. Mungkin karena saya gak ngerasa bahwa baju lebaran itu suatu keharusan ya, asal bersih rapi dan baik. Selain itu meminimalkan sampah tekstil dari rumah saya. 

Mudik? 
Menurut saya nih, salah satu sumber penghematan adalah tidak mudik tahun ini. Dengan biaya transportasi yang meningkat di hari - hari besar, mudik bikin pengeluaran naik. Karena nggak mudik, biayanya bisa disimpan untuk nabung dana darurat lagi, atau pulang kampung di saat low season. Bisa hemat banyak~ Nggak cuma hemat, dengan memutuskan buat gak mudik, kita juga bantu teman dan saudara kita yang bekerja sebagai tenaga kesehatan. Rantainya gak akan putus kalau kita egois mau pulang seenaknya. *eh

Itu diaaa hal - hal yang jadi pengeluaran kita selama Ramadan dan lebaran. Sedekah dan Zakat Fitrah jangan lupa. Menurut saya pos ini gak harus dihemat - hemat. Selama rezeki cukup, berbagi ke saudara kita yang membutuhkan gak akan ngurangin rezeki kita. Bulan Ramadan waktunya perbanyak hal - hal baik, salah satunya berbagi. Jangan lupa buat bayar Zakat Fitrah sebelum lebaran yaa.

Semoga selalu diberi limpahan rezeki ya, sehat juga rezeki.

Selamat menyambut lebaran yang tinggal seminggu lagi~

Friday, May 15, 2020

Lebaran di Jogja

Sore~

Ini sudah memasuki puasa hari ke-berapa ya? Sampai - sampai lupa saking lamanya di rumah. Semoga puasanya tetap lancar sampai lebaran nanti ya.

Setelah memutuskan untuk tidak mudik meski orang - orang dengan mudahnya mudik, tahun ini jadi lebaran kedua saya di Jogja. Iya, tahun lalu, saya dan Rangga juga memutuskan nggak pulang karena lagi dalam keadaan hamil Rumi dan rencana melahirkan di Lombok akhir tahunnya. 


Foto lebaran 3 tahun lalu, gak lengkap sih ini timnya. 

Selama sekolah dan kerja di Jogja dari tahun 2011 sampai sekarang, saya wajib hukumnya pulang ke Lombok buat lebaran. Tapi 2 tahun ini, saya menghabiskan lebaran di Jogja. Kalau Rangga, dari kuliah beberapa kali pernah lebarannya di Jogja. 

Apa sih yang bedain lebaran di sini dan di Lombok. Kalau di rumah di Lombok, seminggu sebelum lebaran akan banyak orang silih berganti datang ke rumah buat minta hol atau amplop thr gitu. Sebenarnya jadi waktu yang tepat untuk berbagi sih, tapi terkadang jatuhnya dipaksa. Terus, biasanya suara orang takbiran itu lama banget kalau di Lombok, di sini gak terlalu, habis sholat Ied takbirannya selesai. Dan yang pasti keluarga saya memang kebanyakan ada di Lombok, jadi lebaran pasti rame. Ahh~ apalagi menu lebaran yang bikin hati bahagia. 

Tahun lalu, kayaknya bertepatan sama hujan abu tipis di Bangunjiwo, karena Gunung Merapi apa ya. Soalnya paginya itu berawan, dan ada debu halus di halaman rumah. Saya sama Rangga malam takbiran ngabisin waktu makan bebek madura favorit di Jalan Bantul. Terus paginya setelah sholat ied, kita makan rendang kiriman orang rumah, lanjut telponan deh sama keluarga. 

Eh, ternyata tahun lalu itu, tahun pertama saya dan Rangga lebaran sebagai pasangan. Hahaha. Tahun ini lebarannya ada Ibu saya dan juga Rumi di rumah. Niatnya mau berkunjung ke keluarga di Jogja, Muntilan, sama Madiun. Tapi apa daya, harus bersyukur bisa lebaran ber-4 di rumah kontrakan.Tahun ini sama kayak tahun kemarin, Mba saya kirimin kue bikinan dia juga. Yay! Ada aja yang mengobati kerinduan lebaran ngumpul ma keluarga lengkap. Hihi. 

Kue favorit bikinan rumah. Goodtime

Sampai sekarang belum kepikiran mau masak apa buat lebaran. Tahun ini bakal masak sih, karena ada Ibu di sini. Hamdulillaah banget banyak dibantu Ibu selama adaptasi ngurus bayi, eh bayinya manja banget sama utinya. 

Walaupun lebaran kali ini di Jogja dengan suasana yang berbeda, semoga kita selalu diberi kesehatan menyambut hari yang Fitri yaaa.

Sehat selalu~

No Mudik di Tahun Ini

Photo by Bruno Cervera from Pexels

Selamat Pagi!
Saya akhirnya sampai pada titik di mana saya gak akan ngoyo buat nulis setiap hari atau lebih tepatnya post setiap hari. Haha. Walaupun blog challenge ini memang untuk memacu motivasi saya untuk rajin menulis, tapi ada kalanya saya sudah buat draf tapi tak terselesaikan karena urusan lain yang memang juga harus dikerjakan. Awal - awal gak kesampaian post tepat di harinya bikin saya agak kurang mood. Jadi, sejak beberapa hari yang lalu saya putusin buat santai aja jalaninnya. Malah kayak jadi beban, padahal harusnya nggak kan. Hihihi.

Semalem ngeliat postingan Jakarta Info di Instagram tentang Bandara Soehat yang rame sama orang - orang yang "punya perjalanan dinas", as we know ya 7 Mei penerbangan dibuka untuk orang - orang dengan kebutuhan dinas keluar kota. But, I bet not all of them dalam perjalanan dinas. Terlebih lagi, sebelum beritanya naik dan bikin heboh, saya dapat screenshot pesan dari teman saya yang kenalannya pulang ke Medan. Dalam pesannya terlihat kalau gampang banget kok kalau mau pulang, bisa bikin surat dinas sendiri, what?! Memang ya mental orang - orang agak agak. Nggak habis pikir sama mereka yang gak liat perjuangan tim medis, sampai banyak yang berguguran. 

Saya dan Rangga memang tidak ada rencana untuk mudik tahun ini, karena rencananya keluarga kami yang akan menghabiskan waktu lebaran di Jogja. Tapi, karena adanya covid-19 dan persebarannya semakin menjadi - jadi baik di Jogja maupun di Lombok, akhirnya keluarga kami lebaran di Lombok aja dan kami nggak mudik. 

Personal Photo

Keputusan ini tidak hanya tentang mastiin kalau keadaan memang sudah membaik tapi juga demi kesehatan dan keselamatan Rumi dan Ibu yang usianya rentan. Walau katanya bayi kemungkinan sehatnya lebih besar dari orang tua tapi kasihan juga liat kalau sampai sakit kan. Terlebih lagi ini juga salah satu cara untuk menekan penyebaran virusnya. Beberapa teman saya yang pekerja kesehatan juga sering banget curhat di sosial media gimana mereka mencoba menjaga jarak dengan keluarga sendiri dan mereka tiap hari terpapar dan harus berhadapan dengan virus ini. 

Sedih rasanya ketika yang lain memutuskan untuk mengambil bagian penting dari situasi sekarang, di sisi lain, ada yang tidak peduli sama sekali. Ahhh~ Kadang kalau ngeliat sosial media dengan berita - berita ya wow bikin makin kepikiran. Makanya saya suka batasin intesitas liat berita. Walau tahun ini nggak mudik, semoga ketika keadaan sudah membaik bisa pulang buat ketemu keluarga.

Buat yang mutusin untuk nggak mudik tahun ini, terima kasih udah jadi bagian masyarakat kita yang peduli dengan saudara kita lainnya. Semoga kita semua selalu diberi kesabaran, kemudahan, dan kesehatan melewati ini semua yaaaa


Stay healthy semua!

Thursday, May 14, 2020

Lebaran kesekian tanpa Bapak

Menghitung hari menuju lebaran 2020.

Sama seperti tahun - tahun sebelumnya. Idul Fitri tahun ini pun tanpa kehadiran Bapak lagi. Bukan, bukan karena bapak pergi ninggalin keluarga begitu saja, tapi memang sudah kembali pada yang Memiliki Seluruh Alam sejak 10 tahun yang lalu.

Foto lama, waktu main ke Gembira Loka setelah lebaran di Madiun

Tapi, tetap saja ya, momen - momen seperti lebaran menjadi saat mengingat apa saja hal yang khas dari Bapak ketika kami sekeluarga mempersiapkan rumah dan segala isinya untuk menyambut hari yang fitri. Setiap lebaran, yang selalu semangat ngajakin orang rumah nyiapin lebaran itu ya pasti bapak. Dari mulai bikin kue lebaran, favorit dia semprit jadul itu yang panjang - panjang, sampai minuman apa yang akan disuguhkan, dan juga menu lebaran.

Dulu, waktu saya masih TK dan SD, kami sekeluarga biasanya akan diajak Bapak untuk mudik ke Madiun, ke tempat Mbah Ti dan Mbah Kung. Kami naik mobil dan bapak yang nyetir dari Lombok sampai Madiun. Kami berangkatnya malam gitu, naik kapal dua kali, istirahat berkali-kali. Bukan mudik sama Bapak namanya kalau kami sekeluarga nggak mampir makan di tempat - tempat favorit. Hal yang paling saya inget, kalau mudik, karena mobilnya kijang rover jaman dulu itu, bangku bagian belakang di kasih kasur ma bapak buat tidur. Hihihi. Seru banget ngingetnya.

Tahun ini, tahun ke-10 lebaran kami tanpa Bapak. Waktu cepat banget berlalu, keinget terakhir kali liat Bapak di bulan Mei 2010, bulan spesial saya. Apalagi ya yang bikin rindu lebaran sama Bapak, oh iya! Pernah waktu malam takbiran saya sama mbak-mbak saya duduk disekitar Bapak minta hol a.k.a amplopan lebaran. Ingat sekali saya momen itu. Bapak duduk dikursi depan lalu anaknya ngelilingin beliau.

Semoga Bapak diberi tempat yang lapang ya. Lebaran tahun ini tentunya berbeda, untuk pertama kalinya Ibu lebaran jauh dari rumah. Jadi, dari awal Januari, Ibu ikut nemenin saya ke Jogja dan berencana mampir ke rumah Mbak saya yang di Surabaya juga. Tapi, sayang sekali rencananya belum kesampaian, Ibu terdampar di Jogja karena corona, belum bisa ke Surabaya, dan belum bisa ngumpul ataupun pulang ke Lombok. Pastinya lebaran saat ini bikin Ibu rindu rumah.

Semoga lebaran tahun depan kami sekeluarga bisa berkumpul lengkap. Amin
 

Wednesday, May 13, 2020

Resep khas Lombok Andalan Keluarga saat Lebaran

Hai hai

Nggak kerasa sebentar lagi Lebaran ya. Rasanya Ramadan tahun ini berlalu begitu cepat. Apa karena suasananya yang super berbeda dari tahun sebelumnya? Atau memang waktu kayak lagi main kucing - kucingan ma kita? 

Biasanya menyambut lebaran ada beberapa hal yang gak pernah ketinggalan yaaa, baju lebaran, mukena baru, mudik, sampai pilihan menu yang akan disajikan buat dimakan bareng keluarga saat Idul Fitri. Ahhh~ bayangin suasana lebaran aja jadi kangen lebaran di Lombok. 

Menu - menu yang biasanya ada pas lebaran di rumah saya di Lombok antara lain ini nih;
Plecing Ayam Kampung
Sayur Ares
Bihun Goreng
Capcay
Empal Daging
Sambal Goreng Ati Kentang
Lontong dan Opor
Ayam Goreng Lengkuas

Kalau di rumah Rangga yang wajib itu pasti ada Bakso daging sapi lengkap dengan mie lontong dan saudara pelengkapnya. Kalau dilihat menunya banyak banget kan ya. Hihihi. Tapi gak selalu semua yang di list di atas akan ada lho ya. Tergantung situasi dan kondisi. Dari list menu andalan rumah itu yang khas lombok ada dua, Plecing Ayam Kampung sama Sayur Ares. Kalau yang lainnya menu nasional kan yaa. 

Saya share resep menu Plecing Ayam Kampung aja ya, begini cara buatnya.

Maaf ya foto bukan milik saya, tapi dari cookpad. Maklum gak sempet foto, keasyikan makannya


Bahan:
1 ekor Ayam kampung
6 siung Bawang Putih
Cabe Rawit sesua selera pedas, saya sih biasanya setidaknya 20 bijian
2 Cabe merah besar
4 butir kemiri
1Tomat
Terasi Lombok (ini penting, soalnya terasi di Jogja beda, kurang nendang)
Minyak Kelapa
Jeruk limau
Garam jangan lupa

Cara Buat
1. Bersihkan ayamnya ya. Biasanya pesen di pasar dekat rumah itu sudah bersih plus dipotongin juga.
2. Siapin bumbu halusnya. Kalau mau simpel bisa di blender atau di food chopper. Tapi kalau mau sensasi nguleg sambel tinggal ambil ulegan ya. Semuanya di capur kecuali jeruk limau, ini nanti terakhir. 
3. Kalau dirumah saya, ayamnya gak dibakar kayak kebanyakan. Jadi ayamnya digoreng setengah matang dulu, sisihkan. Sebelum goreng bisa dikasih garam dikit ya
4. Bumbunya tadi, di masak di wajan pakai minya goreng, tambahin garam. Kalau kata ibu saya, masaknya harus sampai mereseng, biar bumbunya awet dan rasanya oke. Setelah mantap, baru deh masukin ayamnya tadi. 
5. Lanjut campur dan aduk ayam dan bumbunya sampai merata, pakai api sedang aja biar gak gosong bumbunya. Setelah dirasa cukup, kasih perasan limau, dan diaduk lagi.
6. Taraaa, sudah selesai deh. Plecing Ayam Kampung siap dimakan

Biasanya ibu beli sampai 3 ayam kampung, segini porsinya biasanya aman sampai 3 - 5 hari setelah lebaran. Karena menunya banyak, kadang nyisa, dan hari - hari selanjutnya kita manasin menu lebaran kemarin. Tapi gak sampai 5 hari dah habis sih, karena beberapa juga dihantarkan ke keluarga.

Sekian resep dari saya, semoga bener infonya ya. Hehehe. Kalau kurang mantap rasanya, bisa ditakar sesuai selera lidah.

See you~

Monday, May 11, 2020

Baju Lama tetap Alhamdulillah

Photo by Tembela Bohle from Pexels

Kayak lagu andalan yang selalu diputer menuju lebaran.

𝅘𝅥𝅮𝅘𝅥𝅮Baju baru alhamdulillah, dipakai di hari raya

Sejak beberapa tahun belakangan ini, saya memang jarang banget beli baju, bahkan sekarang masih berusaha mengurangi baju yang ada. Coba hidup lebih minimal sih, terutama pada pakaian saya. Oya saya pernah nulis tentang isi lemari saya, bisa cek di sini yaa.

Kemarinan sempet kepikiran buat beli baju lebaran kembaran gitu sama Rangga dan Rumi. Maklum ya euphoria keluarga baru, apalagi sekarang ada anak bayi super gemesh. Liat - liat instagram, bahkan udah saved beberapa brand lokal. Tapi akhirnya saya mutusin buat gak beli baju lebaran tahun ini. Tahun lalu saya beli 1 outer warna navy dari temen saya. Dan bajunya saya pakai di banyak acara setelahnya. Seneng deh rasanya beli baju sekali tapi suka dipakai terus, jadi gak menumpuk di lemari.

Photo by EVG Photos from Pexels

Selama COVID-19 ini, karena di rumah aja, jadi jarang banget pakai baju buat pergi pergi. Pakainya kaos sama celana doang. Gak pakai kemeja atau outer andalan. Ini sih sebenarnya salah satu alasan saya urungin rencana buat beli baju lebaran. Karena lebarannya di rumah, beda pastinya kalau lebarannya kayak biasa. 

Tapi, selain alasan corona. Saya juga mikir, Rumi masih cepet gedenya. Sayang banget kalau beliin baju koko anak - anak yang dipakainya sekali dua kali. Insting dan jiwa ibu muda berusaha hemat juga sih. Mending uangnya buat beli kaos, clodi tambahan, atau bahan MPASI Rumi. Hehehe. Dari lahiran Rumi sampai sekarang saya kayaknya baru dua kali beliin dia pakaian, kalau popok kain udah berapa kali. Karena banyak lungsuran kakak-kakak sepupunya dan juga pemberian orang - orang. Saya rencananya juga mau meninimalkan jumlah pakaian Rumi. Pakai yang ada dulu. 

Untuk urusan minimal dan minim sampah memang saya lagi dalam tahap belajar dan berproses. Makanya urusan beli baju baru itu hitungan dan mikirnya lamaaaa banget. Beneran butuh kah? Yang lama gimana? Kayaknya masih ada baju yang cocok? Dan pertanyaan - pertanyaan lainnya.

Tapi balik lagi ke kebutuhan dan preferensi masing - masing orang sih tentang beli baju baru atau pakai baju lama untuk lebaran. Segitu aja deh sharing tentang baju lebaran. Besok - besok saya mau berbagi perjalanan saya hidup minim sampah yaaa.

Have a nice day! Semoga Seninnya selalu berkaaah


Sunday, May 10, 2020

Bulan Puasa tahun 2021

Happy sunday!

Apa aja nih kegiatan kalian di hari minggu yang cerah, di Bangunjiwo sih lagi cerah. Tapi biasanya menjelang sore mendung dan tiba - tiba hujan.

Gak kerasa kita udah masukin hari ke 17 puasa Ramadan tahun ini. Gimana puasanya? Aman lancar jaya? Saya tahun ini gak puasa, karena sedang menyusui. Awalnya coba puasa, tapi ternyata bayi rewel meski udah minum berbagai ASI Booster saat sahur dan buka. 

Puasa tahun ini cukup menjadi tantangan ya buat kita semua. Dengan adanya corona sebenarnya tiap harinya juga jadi tantangan. Tapi buat saya yang Muslim, Ramadan tahun ini sangat signifikan bedanya. Iya, dari segi keuangan, mental, kesehatan. Biasanya Ramadan itu hangat dan suasana di luar sana apalagi menjelang buka puasa pasti ramai. 

Semoga Ramadan tahun depan suasana kembali normal dan saudara - saudara kita bisa sembuh melawan corona. Nggak lupa teman - teman yang kehilangan pekerjaannya akibat pandemi ini bisa segera mendapatkan penggantinya. Paling penting, semoga masih diberi umur panjang, nikmat sehat untuk menyambut Ramadan tahun depan. Bisa ngerasain puasa bareng Rangga dan Rumi. Semoga tahun depan bisa pulang ke Lombok dan kumpul sama keluarga besar. Amiiin.

Banyak banget doa dan harapan saya untuk tahun depan. Semoga semuanya dilancarkan. 

Selamat beristirahat yaaa. Maklum, draftnya dibuat pagi baru bisa post di malam hari pas Rumi udah tidur lelap. Hari ini dia tidurnya lebih awal dari biasanya, hihi.

Anyway, see you on my next blog entries.

Saturday, May 9, 2020

Hal yang patut disyukuri ketika Puasa di saat Pandemi

from Pexels


Selamat malam, malam - malam nulis di blog demi menyusul ketinggalan blog challengenya. huhuhu. Nunggu bayi tidur dengan tenang dan kerjaan beres semua.

Ramadan tahun ini, tahun 2020 akan jadi ramadan yang gak bakalan dilupain oleh umat muslim di seluruh dunia. Tentunya karena COVID-19 yang mengharuskan kita semua diam di rumah saja, termasuk ibadah. Puasa tetap sama, tapi terawih dan kegiatan lainnya sangat berbeda di tahun ini.

Pastinya ada rasa sedih sama kecewa karena banyak rencana selama Ramadan dan juga nanti lebaran yang gak sesuai ekspektasi. Tapi harus ada hal - hal yang tetap saya syukuri.

Sehat dan Aman
Bersyukur setiap harinya, meskipun keadaan tidak menentu. Sampai hari ini masih diberi rezeki sehat dan aman dari penyakit. Menurut saya meskipun Ramadan 2020 berbeda tapi wajib rasanya untuk bersyukur masih diberi kesehatan sedangkan banyak teman dan juga saudara kita yang sedang berjuang melawan penyakit. Semoga semua segera membaik.

Keluarga dalam keadaan baik
Selain diri sendiri sehat, saya syukur banget keluarga saya baik yang di Jogja, Lombok dan Surabaya dalam keadaan baik dan juga sehat. Ponakan - ponakan saya sehat begitu juga kakak dan orang tua saya. Walau gak bisa ngumpul di lebaran tahun ini, tapi masih bisa jalanin ibadah puasa dengan lancar.

Tetap bisa membantu sesama
Selain rezeki sehat, saya rasa saya harus selalu bersyukur masih punya pekerjaan dan bisa memenuhi kebutuhan sehari - hari. Tentunya sekarang merupakan masa yang sulit buat semua orang. Merasa bersyukur bisa membantu sesama walaupun semampu saya. 

from Pexels


Meskipun banyak kecewa dan juga sedihnya di Ramadan tahun ini, tapi jangan sampai lupa mensyukuri apa yang sudah dan selalu ada. Banyak refleksinya sih selama covid-19 ini. Lebih menslow-down diri dan kehidupan sehari - hari. Jadi sadar hal - hal kecil yang ada di sekitar saya. 

Semoga kita semua selalu dilindungi yaaa.

Selamat menjalani sisa Ramadan 2020 dengan semangat!

Bola - bola Ubi untuk Buka Puasa

Happy weekend semuanya!

Nggak kerasa, udah akhir pekan aja ya. Kayaknya tuh baru kemarenan nulis buat weekend minggu lalu.

Sebenarnya saya agak sedih karena kemarinan gak sempat nulis, dan ketinggalan blog challenge. Tapi apa dikata ya, kondisi memang lagi gak fit dan juga kerjaan kantor lumayan banyak. Tapi hari ini rencananya mau ngejar 2 entri, apakah bisa? Yang penting tulis ajaaa dulu kan ya. hehehe

Saya tu jarang banget bikin camilan dari ubi kecuali ubi goreng. Maklum anaknya kadang mageran. Terus beberapa waktu lalu bikin kolak ubi pisang dan juga bola - bola ubi. Ternyata gampang bikinnya dan dijamin enak!

Jadi ini dia resep bola - bola ubi ala saya.
Photo from Pinterest. Bola - bola ubi saya tak secantik ini, tapi tetep enak lho, percaya deh.

Bahan:
Ubi Jalar 3 buah
Gula Aren
Garam
Tepung terigu
Tepung roti
Telur

Cara Buat:
1. Rebus atau kukus ubi sampai matang. Sebelumnya jangan lupa cuci bersih ya, saya biasanya kupas kulitnya setelah matang.
2. Lalu taruh d mangkuk dan di mashed bisa pakai garpu aja sampai halus. Tambah garam sedikit.
3. Potong kasar gula aren, terus campur di ubi. Ada beberap resep yang taruh gulanya ditengah. Tapi saya sih campur ajaa.
4. Setelah tercampur, bulatkan bikin bola-bola.
5. Siapin tepung tepungan dan telur. Ini buat ngebalur bola - bola ubinya ya. 
6. Setelah siap tinggal goreng~ Siap disantap
7. Kemarin saya bikin itu jadi 1 wadah ukuran 1,5liter. Saya masukin kulkas buat digoreng pas buka puasa.

Gampang banget kan. Saya agak sempat gak nyangka, semudah itu tapi hasilnya gak ngecewain sama sekali. Gula arennya lumer diantara ubi yang lembut. Seneng banget rasanya. 

Buka puasa hari ini bikin lagi, kebetulan Rangga habis beli Ubi banyak kemarin.

Semoga jadi ide buat camilan buka puasa kamu yaaa.

Have a great weekend!

Friday, May 8, 2020

Berkegiatan di rumah selama Puasa

Selamat Waisak bagi umat Budha di seluruh dunia!
Semoga kedamaian dan kesejahteraan selalu menemani kita.

FYI, ini seharusnya saya post kemarin. Tapi apa daya, ternyata kemarin adalah hari saya gak nyentuh blog sama sekali. Walaupun telat, gapapalah ya buat ngucapin selamat waisak bagi teman - teman yang merayakan.

Entri hari ini seputar ide kegiatan selama puasa. Sebenarnya bagi saya cukup bingung juga sih mau nulis apa, haha, forgive me ya. Karena tidak ada yang berbeda saat puasa ataupun tidak, kegiatan sehari - hari tetap dilakukan. Apalagi sekarang segala kegiatannya dilakukan di rumah saja.

Photo by abdulmeilk majed from Pexels

Mungkin beberapa hal yang jadi berbeda adalah ibadah sih, dan saya jadi sering kepo akun - akun kajian di bulan Ramadan ini. Kalau menurut saya ide kegiatan yang bisa kita lakukan selama puasa adalah lebih banyak berbagi kepada teman - teman dan saudara kita yang membutuhkan bantuan. Dari mulai sharing usaha kecil teman kamu, traktir ojek online, memberi sedekah, dan banyak kegiatan lainnya.

Sekian untuk entri ini, semoga di entri selanjutnya saya bisa tulis lebih banyak hal yang bermanfaat lagi ya. Saat seperti ini saya sadar, ternyata saya punya batasan sendiri, dan belum sempat mencari tahu solusi dari batasan ini. Ahhh, tapi dengan menulis singkat gini, setidaknya saya masih mencoba konsisten dengan menulis.

Selamat beraktivitas ya semuanya

Cheers

Wednesday, May 6, 2020

Rekomendasi 6 Akun Favorit selama Ramadan

Selamat menjalani puasa hari ke - 13 teman - teman semuanya.

Stay strong menjalani 30 days blog challenge, semoga bisa sampai selesai konsisten nulisnya. Walaupun terkadang tulisan random tak terstruktur atau bahkan stuck gak ada ide sama sekali buat nulis apa di hari itu. Tapi, bersyukur masih bisa nulis di awal minggu ini. Salah satu hal yang bisa bikin stay sane selama karantina dan covid-19 adalah dengan menulis. Setiap kali saya gak ada ide gak cuma perihal menulis sih, banyak hal lainnya, saya pasti browsing sosial media buat cari inspiration dan juga Pinterest. Oh pinterest adalah surga bagi pencari inspirasi. Bisa follow akun pinterest saya kalau tertarik, siapa tau kita punya ketertarikan yang sama. Biasanya nih kalau ketemu dengan orang yang punya hobi sama pasti nyambung!

Berikut ini beberapa akun yang saya follow dan rajin saya kepo-in di bulan Ramadan ini, siapa tau ada yang berguna. Memang gak semuanya tentang kajian dan agama sih, but I guess it is worth to share

Instagram
1. @loveshughah


Saya jarang banget sih follow akun - akun yang berhubungan sama agama, karena kebanyakan itu tidak menyampaikannya dengan cara yang menarik, ini menurut saya pribadi ya. Setelah browsing - browsing, nemu juga akun dengan ilustrasi ciamik kayak gini. Kajian atau bahasan tentang agamanya pun emang relate dengan mudah di pahami. Mungkin saya emang orangnya lebih suka visual - visual gini dibandingkan liatin orang ceramah pada umumnya. Haha. No offense ya buat yang suka datang kajian langsung. Jalan masing - masing orang buat belajar memang berbeda - beda, tapi yakin deh orang belajar agama itu niatnya buat jadi orang yang lebih baik buat diri sendiri dan orang lain.

2. @qurandansenja

Kalau ini emang mirip - mirip dengan loveshughah, saya suka banget sama ilustrasinya. Mungkin karena mbak yang punya akun bikin sendiri jadi makin menarik dan saya appreciate banget perjalanan dia untuk lebih mengerti agamanya. Menurut saya akun - akun kayak gini perlu dibanyakin sih. Way better dibandingkan akun sebelah yang mempromote Indonesia Tanpa Pacaran. Sorry to say, I totally disagree kalau tujuan tanpa pacarannya itu hanya sebatas hubungan pria dan wanita saja. Kita itu sebenarnya harus fokus ke hal - hal lain. Ah! puasa ngomongin akun itu bikin kesal. Hahaha. Anyway, people learn about religion itu sesuatu yang amat bagus, but we should selective from where and who we learn it. Dan menurut saya pribadi, kita harus tahu memfilter akun - akun yang ada di sosial media lebih baik lagi.

3. @emakzerowaste

Sebenarnya ada beberapa akun hidup minim sampah yang saya ikutin di Instagram. Selanjutnya saya bikin entri khusus bicarain akun - akun tersebut ya. Saya tau tentang akun ini juga dari rekomendasi akun sejenis yang saya follow. Senang sekali rasanya tu kalau lihat ternyata banyak ibu - ibu dan anak muda yang memulai hidup minim sampah. Dengan liat update-an akun - akun seperti emakzerowaste ini, saya jadi tetep semangat buat berproses menjadi lebih baik. Semakin banyak inspirasi dan juga tips-tips dari teman - teman di dunia maya yang memang sedang berproses jalanin hidup minim sampah ini, saya jadi yakin dan mantap kalau memang kita harus mulai dari rumah kita dulu dan diri sendiri. Semoga bermanfaat ya!

Twitter
1. @adeirra

Mbak adeirra ini pengetahuan agamany luas dan lengkap banget. Menurut saya pribadi, kita emang butuh beberapa pandangan terhadap pengetahuan agama itu sendiri. Dan menurut saya dia membuka pandangan saya terhadap beberapa hal. Mungkin banyak juga yang against her, tapi again, dengan ilmunya dia bisa mempertanyakan orang - orang yang datang marah - marah terus kabur dari twitnya. Saya appreciate how she explains about things I never knew about, tanpa judgment. Pengetahuan yang menarik buat saya pribadi. 


2. @muftimenk

Saya tau tentang akun ini dari temen saya yang Retweet twit beliau. Since then, saya follow deh. Karena twitnya emang nenangin hati dan pikiran. Lemah lembut dalam menyampaikan kajiannya, terutama pernah liat video beliau mengenai corona dan juga beribadah di masjid yang berdasarkan agama itu dilarang karena banyak hal yang tidak baik. Imagine, ketika tenaga kesehatan berjuang di garis depan, orang - orang berkumpul dan malah mempercepat spreadnya. You should follow him.

3. @itsghibli

Kalau akun ini for the sake of my heart. Jelas, karena Ghibli adalah my all time favorite anime studio. Jadi liat update-an akun ini bikin happy. Padahal yang diliatin pun adegan filmnya, tapi suka! Haha. Jadi mau nonton, weekend ini jadwalin nonton bareng bayi deh.

Itu dia akun - akun rekomendasi saya, semoga bermanfaat dan memberi pandangan baru kepada teman - teman ya. Walaupun beberapa memang bukan berisi kajian agama khusus, but for me personally, I would love to share the account apalagi bermanfaat bagi yang lainnya. Sorry saya gak masukin link dari masing - masing akun, but you can check it right away dengan types their name.

Cheers

Tuesday, May 5, 2020

Menu Buka Puasa Andalan

Halo semua,

Seneng dan excited banget kan pastinya saat - saat menuju buka puasa. Biasanya tuh jaman masih kecil, bakal pergi cari takjil sama Bapak dan bawa pulang banyak camilan, terfavorit sih lumpia bi Nurmah. Tapi sejak merantau dan sekarang tinggal di Jogja, saya jadi jarang banget beli macam - macam makanan buat buka puasa. Apalagi keadaan sekarang, better stay di rumah dan masak sendiri menu buka puasanya.

Tahun lalu, saya buka puasa hampir 90 persen itu di luar. Setelah pulang kerja, Rangga jemput saya, terus kita cus ke tempat jual sate Madura langganan, Cak Samsul. Ahhh~ kangen deh buka atau makan di luar, di pinggir jalan sambil nyantap sate kambing mix ayam plus sambal bawang yang aduhaaay. Selama puasa Ramadan yang kebetulan ini dalam masa - masa karantina akibat covid-19, saya bikin menu berbuka yang gampang. 

Ini menu andalan buka puasa saya dan Rangga.
Sayur Bening, Lauk, dan Sambal. Gak ada fotonya ya tapi, maklum habis buka langsung habis.

Vegetables
Photo by Magda Ehlers from Pexels

Biasanya sayur bening ini sayurnya bisa bayam, kacang panjang, dan juga daun katuk. Bersyukur banget di rumah ada pohon katuk banyak, kalau sayur di kulkas habis, tinggal petik, cuci, masak. Biasanya sayur - sayur tadi di dampingi Jipang atau labu biar makin mantap. Saya tu cita - cita banget punya tanah dengan rumah kecil, tapi punya kebun sayur mayur. Jadi makan tinggal petik dari halaman. Saat masa Pandemi ini, pikiran buat punya tanah dan berkebun sendiri jadi semakin mantap. Kebayang kan betapa sustainnya kita kalau bisa memproduksi bahan pangan kita sendiri. Terus untuk lauknya beragam, kadang tempe tahu goreng, ayam ungkep atau daging empal. Tapi yang paling bikin mantap memang sambal. 


Photo by Lisa Fotios from Pexels

Selain andalan, menu buka puasa ini praktis banget. Apalagi sebelumnya meal prep, potong dan cuci sayur, ungkep lauknya, dan simpan rapi di kulkas. Jadi kalau waktu mepet buat buka dan juga sahur, tinggal cemplung - cemplung deh. Sejak corona, jadi makin rajin meal prep, semoga setelahnya bisa lanjut terus. Selain hemat, jadi mengurangi sampah organik yang kita buat karena makanan di simpan dan digunakan dengan baik. Meskipun keadaan seperti sekarang, banyak juga bersyukurnya. Masih bisa puasa Ramadan, dan masih bisa makan yang cukup bersama keluarga. 

Selamat menunaikan ibadah puasa ya teman - teman

Stay safe!

Monday, May 4, 2020

Puasa Ramadan tahun 2020

Selamat memulai minggu teman - teman.

Apa goals dan rencana kamu di minggu ini. Apapun itu, semoga lancar selalu ya. Hari ini sudah masuk hari ke - 11 puasa Ramadan. Nggak kerasa, sudah masuk pertengahan bulan. Tentunya puasa kali ini sangat berbeda dibanding tahun - tahun sebelumnya kan.

Photo by Ahmed Atqai from Pexels

Meskipun tahun ini saya tidak bisa puasa full karena sedang menyusui, saya tetap merasakan perbedaan puasa tahun ini dengan tahun lalu.Terutama yang berkaitan sama hal  keramaian, seperti tarawih, pasar ramadan, buka puasa bareng teman, sahur on  the road, dan nantinya gak akan ada sholat Idul Fitri. Sedih rasanya. Tahun 2019 itu tahun pertama saya gak pulang lebaran, karena kondisi baru hamil. Saya dan Rangga lebaran berdua deh di Jogja.

Tahun ini rencanya keluarga kami yang akan ke Jogja, lebaran di sini semua. Saya dan mbak-mbak saya juga ada rencana ke Madiun untuk mengunjungi makam Mbah Kung dan bertemu dengan keluarga dari pihak Bapak. Bahkan ponakan-ponakan saya sudah super excited akan liburan dan kumpul keluarga di Jogja. Rencananya di pending semua akhirnya. Tapi semoga setelah keadaan membaik bisa segera berkumpul bareng keluarga lagi ya.

Ada lagi hal yang saya kangenin di bulan Puasa, yaitu buka bareng sama teman - teman digital marketing dari kantor lama. Iya, sejak kerja di startup tahun 2016 sebagai tim digital marketing, setelah keluar, teman - teman yang masih di kantor dan sudah resign selalu coba kumpul bareng saat puasa. Tahun lalu kumpulnya formasi lengkap.

Photo by Mona Termos from Pexels

Sebenarnya untuk masalah ibadah, tidak terlalu jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Hanya saja keramaian dan euforia bulan Ramadan yang hangat dan kekeluargaan jadi tidak ada di tahun ini. Apalagi di Indonesia, Ramadan itu jadi waktunya untuk berkumpul bersama keluarga besar, calon keluarga, teman, sahabat, bahkan sampai alumni tk sd smp sma kuliah. Kebayangkan jadwal buka puasa barengnya padat merayap. Hahaha.

Ramadan tahun ini benar - benar jadi waktunya kita merefleksi diri dan melihat ke dalam lagi, apa yang sudah kita lakukan untuk orang sekitar.

Semoga kita semua selalu sehat dan covid-19 segera berakhir. Amin!

Sunday, May 3, 2020

Tempat yang akan dikunjungi jika covid-19 berakhir

Selamat berhari minggu teman-teman.

Semua pasti berharap situasi ini segera berlalu ya? Dan kita bisa beraktivitas serta pergi kemanapun tanpa diikuti rasa khawatir bakal terkena covid-19 atau menularkannya ke keluarga kita. 

Saya orangnya suka di rumah sebenarnya, a.k.a anak rumahan. Lebih prefer habisin weekend di rumah bareng Rangga dan Rumi sekarang. Tapi sudah 2 bulan di rumah aja ternyata bikin kangen dan pengen keluar sekedar jalan singkat.

Ini sih beberapa tempat yang akan saya kunjungi saat keadaan sudah membaik.

Kampung Halaman, Lombok
Personal Phoro
Tiba - tiba kangen aja, pengen bisa pulang ke Lombok. Tapi liat situasi sekarang, apalagi keadaan kasus covid-19 di Mataram lebih parah dibandingkan di Jogja. Apalagi kemarin liat berita orang demo minta buka Masjid. Sedih liatnya, apalagi mbak mbak dan ponakan saya ada di Lombok.

Selain itu, saya mau banget ziarah ke makam bapak. Ahh~ sudah 1 dekade ternyata. Agak menyesal tahun lalu pas nunggu lahiran gak sempat mampir ke kuburan. Semoga bisa ke sana setelah covid-19 mereda.

George Town, Penang
Personal Photo

Tahun ini rencananya Rangga akan pentas di George Town Festival bersama Papermoon di bulan Juli. Sayang sekali, festivalnya di cancel mengingat kondisi sekarang.

Saya berniat ngajak Rumi sambil nemenin Rangga kerja. Jalan-jalan singkat sambil inget - inget waktu hamil kita babymoon sambil kerja ke Georgetown. Puas banget wisata kuliner. 

Tokyo, Jepang

Photo by Yoko Yamada

Ah! Ini sih rencana lainnya di tahun ini dan tahun depan. Lagi - lagi pementasan yang akan Rangga ikuti diundur. Awalnya dia akan berangkat bulan Mei ini, tapi karena Corona, festivalnya diundur ke Maret 2021. Berharap bisa jalan bareng Rumi ke sana. 

Mau ketemu sahabat SMA saya yang menetap di sana dan juga teman online saya sejak 2011. Jadi, saya kenal dengan seseorang melalui game online. Kami jadi sering mengirim barang satu sama lain. Bertanya kabar dan lainnya. Tapi belum pernah ketemu sampai saat ini. Semoga tahun depan dapat kesempatan buat ketemu. Amin!

Itu dia tiga tempat yang ingin saya kunjungi kalau pembatasan mobilisasi orang - orang karena corona sudah diangkat. Kalau hal yang ingin saya lakukan dan kunjungi sih banyak! Oh iya bisa baca artikel saya lainnya tentang hal yang ingin saya lakukan jika corona berakhir.

Thank you for stopping by!

Stay safe and healthy

Saturday, May 2, 2020

Akun dan Channel Favorit



Happy Weekend Y'all!

Ini akhir pekan pertama di bulan Mei yaaa. Ah~ weekend gini paling asyik nyobain hal baru atau kepo akun/channel yang seru. 

Hari ini, saya mau share beberapa akun Instagram dan juga channel Youtube yang saya follow dan menurut saya bermanfaat banget buat nambah ilmu dan inspirasi. Lumayan kan, siapa tau lagi nyari akun instagram yang worth to follow.

Instagram
Sejak tahu ada akun yang memang mencoba untuk menyebarluaskan gerakan hidup dengan minim sampah. Banyak banget info yang berguna di akun zerowaste.id, sejak follow akun ini, saya jadi follow akun - akun lainnya yang sejenis. Semakin semangat buat belajar mengurangi sampah dan mulai hidup berkesadaran. Selain info melalui konten, selama masa karantina ini, zerowaste.id juga bikin diskusi di Instagram livenya lho. Lumayan banget ilmunya sambil ngabuburit kan ya. Jadi, buat kamu yang ingin belajar tentang hidup minim sampah, sila di cek dan follow akun satu ini.

Kalau yang ini follownya baru baru banget! Diinfoin temen kalau ada akun yang suka meal prep dan manfaatin makanannya, bahkan beberapa tips mengolah sisa makanan juga ada di highlight akun ini. Pemilik akun ini namanya mba Amalia Muthia. Selain seneng liat bagaiamana dia masak, mbanya juga lucu. Saya tu seneng banget liat mba mba yang memang hidupnya menarik dan bisa jadi inspirasi buat orang lain. 

Kalau mba Damar ini salah satu praktisi Montessori di cara dia berinteraksi dan belajar  bersama anaknya Embun. Inspirasi banget buat ibu muda kayak saya, Hahaha. Jujur saya tertarik saya Montessori dan bagaimana sistem ini melihat cara belajar anak. Bahwa lingkungan orang tua pengajar serta anak memberi feedback satu sama lain dalam proses belajar tersebut. Bukan sistem satu arah yang ada pada sistem belajar umumnya.

Casa Dei Malo ini adalah akun jualan aparatus montessori, atau alat - alat belajar untuk anak. Cmiiw kalau pengertiannya kurang tepat. What I like about this account adalah selain harganya yang cukup terjangkau dibanding akun lainnya, pemiliknya juga sharing tentang ilmu - ilmu parenting dan juga montessori. Jadi selain jualan, akunnya juga banyak berbagi untuk ibu ibu clueless macam saya. Hihihi

Tau tentang akun ini dari bos di kantor, kepo, ternyata oke buat saya yang mau belajar lagi tentang instagram dan berbagai tekniknya. Cocok buat kamu yang ingin mengembangkan instagram kamu.

Youtube
Ah! Ini channel Youtube masak - masak favorit. Awalnya lewat di home, dan ada Claire yang lagi coba bikin snack versi original dan gourmetnya. Terus, beberapa waktu lalu nemu Chris, salah satu chef BA, dia semacam Ravenclawnya BA. He takes cooking like math and science. Seru nontonnya, dan kemarin sempet nyatet resep kuenya dia, tapi belum praktiknya.

All time favorite kalau ini sih! Impian saya tu punya sebidang tanah dengan rumah mungil dan kebun yang luas. Tiny houses di channel ini kayak dream semua. Seneng banget juga liat hostnya excited setiap ke rumah orang - orang, it shows how passionate he is towards tiny living. Worth to subscribed.

Ini channel youtube foundernya zerowaste.id. Mba Muriel cerita tentang hidup minimalis dan juga minim sampah di channelnya. Materinya asyik, gak berat, dan relatable.

Ini akun nambah - nambah info. Karena yang diangkat di kontennya beragam dan super unik! Saya pasti mantengin ini channel dan cari mulai dari places sampai food dan juga orang - orang dengan pekerjaan dan passion yang menarik. Ahhh, selain itu visualnya memanjakan mataa.

Sebenarnya nih, banyak banget akun dan channel lain yang saya follow. Mungkin entri selanjutnya bisa berdasarkan kategori kali yaaa. 

Semoga bermanfaat! 

Cheers to the weekend~

Friday, May 1, 2020

4 hal yang dibutuhkan saat #dirumahaja



Happy labour day!
Can't believe it's already May. My beautiful precious month. Haha

Nggak kerasa kan sekarang sudah bulan Mei saja, dan kita sedang menjalankan ibadah Ramadan di tengah situasi yang unexpected. Benar - benar di luar dugaan semua orang bahwa Ramadan tahun ini kita akan berdiam diri di rumah demi menghindari penyebarluasan COVID-19.

Untuk bisa bertahan di rumah selama wabah corona ini ada, kita memang butuh menyiapkan hal - hal di rumah. Now it's about surviving. Bertahan secara fisik dan juga tentunya mental. Ahhh, rasanya ingin segera back to normal, tapi sekarang itu new normalnya kita menghabiskan banyak sekali waktu di rumah.

So here it goes, 4 hal yang saya anggap dibutuhkan saat #dirumahaja.

1. Kebutuhan Makanan
From Pexels
Sepertinya ini hal wajib yang harus kita punya untuk bertahan di rumah. Sekarang saya dan Rangga biasa nyetok lauk dan sayur untuk makan 1-2 minggu. Sebenarnya yang biasa meal prep jadi hal yang biasa siapin makanan keluarga tiap minggunya. Selama karantina ini, saya belanja kebutuhan pokok sebulan sekali, lalu untuk sayur stok untuk 2 minggu. Karena pedagang sayur dan lauk dekat rumah masih beroperasi normal. Sejauh ini gak ada kelangkaan sih. 

Karena udah gak ada agenda makan di luar, jadinya harus siapin bahan makanan dan juga jajanan di rumah. Benar - benar belajar bertahan dengan apa yang ada. Di salah satu sisi melatih kita bersabar dan juga lebih empati kepada teman atau saudara yang lebih membutuhkan. Kalau ada lebihan sembako atau memang niat berbagi, yuk kita cek orang - orang disekitar kita yang memang membutuhkan bantuan ini. Semoga yang kita lakukan bisa membantu saudara kita bertahan dikeadaan yang sulit ini.

2. Kebersihan
Setiap rumah pastinya punya peralatan kebersihannya sendiri kan. Sekarang, sebagian sabun diletakkan di pintu masuk supaya bisa membersihkan diri sebelum masuk rumah. Barang - barang kebersihan ini antara lain sabun (batang dan cair), antiseptik (wipol), dan hand sanitizer. Hal - hal yang saya disebutin di atas itu sebenarnya barang yang memang tiap rumah punya kan? Cuma mungkin penggunaannya sekarang lebih banyak dari sebelumnya.

Photo by Tabitha Mort from Pexels
Eits, tapi jangan jadiin alasan untuk menimbun barang - barang di atas ya. Kita kan nggak tau ternyata di luar sana ada orang - orang yang kesulitan mencari bahkan membeli kebutuhan untuk kebersihan ini. Be mindful! Jadi inget beberapa hari lalu ikutan kelas mindful di IG Live Mba Muriel Imron, founder Zerowaste.id. Di saat sekarang kita harus lebih berkesadaran atas apa yang kita lakukan, dan juga setelah ini semua berakhir. Karena dengan begitu kita akan lebih berempati sama kehidupan orang lain.

3. Elektronik atau Gadget
Ini penting! Apalagi sekarang serba online kan. Kerja dari rumah butuh laptop, smartphone, listrik, dan internet yang stabil. Cari hiburan juga lewat sosial media bahkan kita berkoneksi dan keep in touch sama teman dan keluarga juga lewat gadget kita. 

Photo by Ovan from Pexels
Selain gadget untuk komunikasi, benda elektronik lain yang nemenin selama di rumah aja itu adalah blender dan toaster. Baik buat jajanan ataupun buat jualan. Kebutuhan orang - orang pasti berbeda beda kan. Komen dong benda eletronik apa yang ada di rumah yang selalu nemenin kamu selama masa - masa pandemi begini?

4. Favorite things
Hal terakhir yang harus wajib ada yaituu benda benda yang jadi favorit kamu. Baik buku, alat kerajinan, coffee machine, board game dan banyak lainnya. Kalau saya selama karantina baca bukunya lewat scribd, mumpung ada gratis baca sebulan. By the way, promosi dikit bisa pakai link referral saya buat baca buku gratis selama 2 bulan di Scribd. 😁

Selain buku, mesin jahit juga hal favorit selama pandemi. Bikin ini itu, lanjutin projek jahitan yang terbengkalai. Lumayan, bisa menyelesaikan dan memulai beberapa hal.

Personal Photo

Menurut saya 4 hal ini yang bantu dan menemani serta wajib ada selama di rumah aja. Semoga artikelnya ada manfaatnya ya.

Stay safe and sane ya!

Cheers

Popular Posts

Featured Post

Hutan Indonesia, Mengambil bagian untuk Melestarikan

Bulan Agustus tidak hanya bulan bersejarah bagi kemerdekaan Indonesia tapi ada hari penting yang patut diingat, digaungkan, dan juga diberit...