Monday, May 18, 2020

Refleksi Temu Produser Seni Pertunjukan

Suasana seperti saat ini memang memunculkan momen - momen baru yang entah akan menjadi apa selanjutnya. Seperti blog challenge yang saya ikuti, begitu juga suasana Ramadan di kala Covid-19.

Berjalan perlahan dan kembali itu penting untuk melihat sudah berapa jarak yang ditempuh dan apa saja yang ditemui.

3 Minggu belakangan, saya diundang dengan rekomendasi mba Ria untuk ikut diskusi Temu Produser Seni Petunjukan. Awalnya mba Ria cuma minta email saya. Lalu ternyata saya diundang untuk ikut hadir dalam diskusi tersebut. Wah! I never imagined myself being in that forum, terlebih lagi when it comes to producer. 

General Rehearsal Pongo Abelii Juli 2019

Saya sebenarnya tidak pernah mendapuk diri sebagai seniman atau bahkan produser. Mungkin ada keminderan untuk menyandang sebutan itu, entah karena saya rasa pengalaman yang belum cukup atau karena saya merasa tidak memiliki pengetahuan mengenai hal tersebut. Sejak 2015 hingga detik ini, saya dan Rangga membangun grup kecil kami bernama Flying Balloons Puppet, sebuah grup teater boneka. Selama perjalanan beberapa tahun ini, sungguh banyak sekali jalan terbuka buat saya pribadi. Belajar hal baru yang mungkin dulunya adalah hal yang saya cintai. Latar belakang saya di hubungan internasional cukup jauh mungkin dengan apa yang saya kerjakan di Flying Balloons Puppet. Saya sebagai manajer, pimpinan produksi, pemain boneka, pembuat boneka kostum hingga setting, dan bahkan menjadi jubir hingga bernegoisasi dengan beberapa stakeholder.

General Rehearsal Sori in the Land of Lembuna Oktober 2018

Hal - hal tadi tidak pernah hadir dalam gambaran saya saat menempuh pendidikan, terlebih lagi pendidikan politik. Tapi mungkin ada jalan - jalan yang dulu pernah saya inginkan, kembali lagi ke hadapan saya dalam bentuk yang berbeda. Bekerja di Flying Balloons Puppet, lebih kepada kerja kolektif dan militan. Berangkat dari diri kami sendiri. Mulai dari apa yang ada. Bergerak disekitar orang - orang yang lebih dulu terjun dan menekuni dunia teater boneka. 

Kembali lagi ke temu produser tersebut, jujur, saya hanya mengenal atau mengetahui setengah saja dari orang - orang yang ikut berdiskusi. Merasa cukup asing. Tapi, saya merasa ketika mendengarkan pantikan dari teman - teman dan bagaimana diskusi bergulir mengenai keproduseran di Indonesia, terutama produser seni. Saya jadi tahu, ternyata apa yang saya lakukan di Flying Balloons Puppet juga bisa disebut kerja keproduseran. Bahwa praktik ini berjalan begitu luasnya dan beraneka ragam. 

Pengetahuan tentang keproduseran menjadi tajuk baru dalam seni pertunjukan menurut saya. Karena umumnya ketika orang mendengar produser, pasti analoginya merambat pada produser film, sinetron, dan tokoh lainnya dengan modal kapital yang besar. Seperti yang dibahas pada diskusi 3 minggu ini, bagaimana peran produser pada seni itu sendiri baik secara internal maupun eksternal. 

Setelah diskusi selesai saya berpikir, apakah ada forum lanjutan? Bagaimana keproduseran di Indonesia bisa menjadi suatu hal yang umum atau mungkin bahkan nantinya menjadi pekerjaan atau karir yang dipilih. Saya berpikir banyak, terutama tentang seni pertunjukan, teater boneka, jalan yang akan Flying Balloons Puppet tempuh, tujuan - tujuan kedepannya, bahkan sampai pada keinginan saya untuk menempuh pendidikan lagi khusus yang berhubungan dengan seni dan diplomasi. 

Sungguh masa - masa di rumah memang membuat kita lebih banyak berefleksi dan berpikir.

Saya pengen bahas lebih lanjut mengenai topik ini dan tentunya Flying Balloons Puppet. Semoga waktu dan tenaga masih tersisa. 

Selamat memulai minggu teman - teman

No comments:

Post a Comment

Popular Posts

Featured Post

Hutan Indonesia, Mengambil bagian untuk Melestarikan

Bulan Agustus tidak hanya bulan bersejarah bagi kemerdekaan Indonesia tapi ada hari penting yang patut diingat, digaungkan, dan juga diberit...