Thursday, November 22, 2018

Sori di Negeri Lembuna: Pesta Boneka #6

Photo from @fatimahartayu

Hi!
Kembali lagi dengan cerita tentang keikutsertaan dan proses Flying Balloons Puppet di Pesta Boneka #6. Hari ini, saya mau cerita tentang pengalaman kami berkolaborasi dengan seorang seniman Australia bernama Gwen Knox.

Untuk Pesta Boneka #6, kami membawakan karya terbaru kami yang berjudul Sori di Negeri Lembuna. Karya ini adalah karya kolaboratif dengan seniman Australia bernama Gwen Knox. Sebenarnya cerita tentang Sori dan Lembuna yang akan kami godok bersama ini sudah pernah kami pentaskan sebelumnya di Solo pada acara Solo International Performing Arts (SIPA) 2018. Namun, untuk kali ini kami ingin mengakomodir cara bekerja dan juga ide - ide yang akan hadir selama proses kreatif kami dengan Gwen.

Sori di Negeri Lembuna adalah cerita tentang seorang gadis yang bertemu dengan penunggu sungai yang berada di dekat rumahnya. Mahluk itu bernama Lembuna, seekor ular dengan kepala kerbau. Cerita ini berasal dari cerita di Sungai Pemali, Brebes, sebuah cerita yang cukup terkenal di sekitarnya. Kami ingin membuat pertunjukan yang menunjukkan sisi lain dari cerita tersebut di mana sebagian besar bercerita tentang penunggu yang jahat dan selalu meminta tumbal atau korban manusia. Mungkin saja, itu semua karena ulah kita manusia yang suka lupa merawat lingkungan sekitar.


With Gwen Knox after the performance. Photo from @fatimahartayu

Jadi, bagaimana rasanya menggabungkan dua cara bekerja yang berbeda menjadi sebuah karya kolaboratif. Jika saya melihat kembali, cukup mengejutkan hasil dari kolaborasi tersebut. Saya yakin bahwa latar belakang kita juga mempengaruhi bagaimana kami bekerja dan menciptakan sebuah pertunjukan. Awalnya teman - teman cukup kesulitan mengikuti alur dan laju kerja dari Gwen, tapi perlahan dan pasti kami bisa memaksimalkan cara kerja ini dalam proses kami.

Kesempatan ini bukan cuma menjadi cara kami memperluas jaringan, tapi juga menjadi tantangan untuk bisa berkompromi dengan cara kerja masing - masing. Secara pribadi saya pikir, ada latar belakang cara kerja yang berbeda antara Gwen dan juga kami. Tapi, komunikasi yang terbuka dan juga keinginan untuk belajar membuat perbedaan itu tidak menjadi batasan bagi kami untuk berproses dengan Gwen. Gwen sendiri sangat teratur dan terorganisir menyangkut latihan dan juga bagaimana membangun cerita yang akan dipertunjukan. Dia sangat mengerti bagaimana melogiskan aktivitas ke pertunjukan. Selain itu Gwen juga membantu kami untuk menyederhanakan cerita yang kami buat. At the end of the day, kami merasa Gwen sudah seperti nenek kami sendiri. Dia sangat sabar menghadapi tingkah laku anak - anak yang umurnya terpaut jauh. 

Semoga ada kesempatan - kesempatan lucu dan asyik yang akan hadir ke depannya. Untuk kegiatan pertunjukannya, nanti akan saya share lagi.

Sampai jumpa lagi!
M

No comments:

Post a Comment

Popular Posts

Featured Post

Hutan Indonesia, Mengambil bagian untuk Melestarikan

Bulan Agustus tidak hanya bulan bersejarah bagi kemerdekaan Indonesia tapi ada hari penting yang patut diingat, digaungkan, dan juga diberit...